hendra putra. Batu satam sangat terkenal di Belitung.
Batu berwarna hitam legam dengan lubang-lubang tersebut dijual sangat mahal.
Misalnya satu kerikil batu satam seukuran kelereng ditawarkan seharga Rp 1 atau
2 juta rupiah. Mengapa begitu mahal
terbentuknya batu satam (tektit)
dari ejecta yang dihasilkan akibat hantaman meteorit/asteroid yang jatuh ke
Bumi
Memang batu satam sangat sulit
ditemukan, baik di Belitung maupun di tempat lain di Bumi ini. Kejadiannya
memang sangat langka karena berhubungan dengan kejadian jatuhnya meteorit ke
Bumi. Namun selama ini masyarakat Belitung selalu menganggap batu satam sebagai
pecahan dari meteorit. Padahal batu satam sebenarnya adalah pecahan dari
permukaan Bumi yang terkena hantaman luar biasa dahsyat dari meteorit yang
jatuh dari luar angkasa. Ketika hantaman itu memburaikan tanah dan batuan di
permukaan Bumi, mereka terlontarkan dan sempat mengalami pelelehan akibat suhu
yang sangat tinggi untuk kemudian membeku kembali sebagai batu satam, atau
dalam geologi istilahnya adalah Meleleh
Berikut bagaimana terbentuknya
tektit (batu satam) tektit terdiri dari puing-puing terestrial (Bumi) yang
terbentuk selama pembentukan kawah akibat hantaman meteorit. Selama kondisi
ekstrim yang diciptakan oleh hantaman yang berasal dari luar angkasa itu,
dampak hypervelocity (kecepatan yang sangat tinggi), tanah, sedimen atau
batuan di permukaan Bumi entah meleleh, menguap, atau kombinasi dari
keduanya, terlontar dari kawah hantaman meteorit. Setelah ejeksi dari kawah,
materi lelehan cair yang terbentuk berukuran milimeter hingga sentimeter itu
ketika kembali memasuki atmosfer, lalu dengan cepat didinginkan untuk membentuk
tektites. Mereka dapat terlontar hingga ratusan atau bahkan ribuan kilometer
jauhnya dari lokasi tumbukan.
Pada saat ini secara umum hanya ada
tiga kawah produk tumbukan benda langit yang masih mengandung tektit di
sekelilingnya, yakni Chesapeake Bay (umur +/- 35 juta tahun, diameter 95
km) di AS, Ries (+/- 14 juta tahun, diameter 24 km) di Jerman, dan Bosumtwi
( +/- 1 juta tahun, diameter 10 km). Populasi tektit terbesar ada di Australasia,
meliputi hampir seluruh Asia Tenggara, Australia dan sebagian Samudera Hindia
dan terbentuk pada 0,8 juta tahun silam, tetapi di sini belum ditemukan lokasi
kawah tumbukannya.
Batu satam adalah tektit dan secara
teknis disebut bilitonit. Ia merupakan bagian dari tektit Australasia,
yang terbentuk +/- 0,8 juta tahun silam. Bilitonit masih sekeluarga (dan juga
seumur) dengan javanit di pulau Jawa (misalnya yang tersingkap di
Sangiran) dan tektit Muong-Nong di Indocina. Tektit Muong-Nong ini unik, karena
jauh lebih berat (hingga 20 kg) dan berlapis-lapis, yang menunjukkan posisi
sumber pembentuknya tak jauh dari lokasi sebaran tektit ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar